Scroll Top
Jl. Sikatan No.331B, Sumberejo, belakang Kantor, Kec. Sumberejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62191

TUJUH FALSAFAH AJARAN KH. AHMAD DAHLAN

  1. Kita manusia ini, hidup di dunia hanya sekali untuk bertaruh: sesudah mati akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraan?
  2. Kebanyakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri.
  3. Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali dua kali berulang-ulang, maka kemudian menjadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diubah. Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tikad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa yang dimiliki adalah benar.
  4. Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya untuk memikirkan bagaimana sebenarnya hakekat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju? Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup, dan tingkah lakunya, mencari kebenaran sejati. Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan celaka dan sengsara selama-lamanya. “Adakah engkau menyangka bahwasanya kebanyakan manusia suka mendengarkan atau memikir-mikir mencari ilmu yang benar?” (QS. Al-Furqan: 44)
  5. Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, membaca beberapa tumpuk buku… Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir kalau menetapi kebenaran, akan terpisah dari apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata, banyak kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya akan seperti makhluk yang tidak berakal, hidup asal hidup, tidak menempati kebenaran.
  6. Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah.
  7. Pelajaran terbagi atas dua bagian: belajar ilmu pengetahuan atau teori dan belajar amal, mengerjakan atau mempraktekkan. Semua pelajaran harus dengan cara sedikit demi sedikit, setingkat demi setingkat. Demikian juga dalam belajar amal, harus bertingkat. Kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak perlu ditambah.

 

TUJUH BELAS KELOMPOK AYAT AL-QUR’AN

  1. Membersihkan diri sendiri. (al-Jâtsiyah: 23)
  2. Menggempur hawa mencintai harta benda. (al-Fajr: 17-23)
  3. Orang yang mendustakan agama. (al-Mâ’ûn: 1-7)
  4. Apakah artinya agama itu. (al-Rûm: 30)
  5. Islam dan sosialisme. (al-Taubah: 34-35)
  6. Demi masa. (al-‘Ashr: 1-3)
  7. Iman / kepercayaan. (al-‘Ankabût: 1-3)
  8. Amal shaleh. (al-Kahfi: 110, dan al-Zumar: 2)
  9. Wa tawâshaw bil haqq. (Yûnus: 32 dan 108, al-Kahfi: 29, Muhammad: 3, al-‘Anâm: 116, al-Furqân: 44, al-Anbiyâ’: 24, al-Shaff: 9, al-Baqarah: 147, al-Anfâl: 8, al-Isrâ’: 81, dan al-Mu’minûn: 70).
  10. Wa tawâshaw bish-shabri.
  11. (Âli ‘Imrân: 142)
  12. Wa anâ minal muslimîn. (al-An’âm: 162-163)
  13. Al-Birru. (Âli ‘Imrân: 92)
  14. Al-Qâri’ah: 6-11.
  15. Al-Shaff: 2-3.
  16. Menjaga diri dan keluarga. (al-Tahrîm: 6)
  17. Apakah belum waktunya. (al-Hadîd: 16)

 

ENAM KHITTAH KH. AHMAD DAHLAN

  1. Tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain.
  2. Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik.
  3. Tidak sombong dan tidak berbesar hati jika menerima pujian.
  4. Tidak JUBRIA (Ujub, Kikir, dan Riya’)
  5. Mengorbankan harta benda, pikiran dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni.
  6. Bersungguh hati pada pendirian.

Leave a comment